Follow : Like : RSS : Mobile :

6 Bulan Hilang Kontak, Keluarga ABK KM Harapan Sejahtera Kebingungan

Foto | Istimewa | Detakjakarta.com

Sudah sekitar enam bulan KM Harapan Sejahtera yang berlayar dari pelabuhan Gresik menuju Palang Pisau Kalimantan, hilang kontak. Kapal berbobot 305 GT milik PT Bintang Maju Sejahtera ini dikabarkan membawa 9 ABK, dengan muatan gabus, pipa paralon dan drum.

"Berangkat dari Gresik pada 22 Sepember 2017. Setelah 4 jam berlayar, hilang kontak. Dan sampai saat ini tidak diketahui dimana rimbanya", kata Valentinus Mamu Koten, orang tua Baltasal Sensoni Hali Koten (17), salah satu ABK KM Harapan Sejahtera, usai melakukan mediasi dengan PT Bintang Maju Sejahtera, di Jakarta, Senin (26/2).

Valentinus menuturkan, sebelum mekakukan pelayaran pada 22/9/2017, KM Harapan Sejahtera sudah mencoba berlayar pada 21/9/2017. Namun harus kembali ke pelabuhan Gresik karena mengalami kebocoran.

"Kembali ke pelabuhan Gresik untuk diperbaiki. Setelah sehari, kapal langsung diberangkatkan. Sebelum berangkat, Kapten kapal tidak mau naik. Kita ingin tahu juga apa alasannya. Sementara kemudian yang bawa kapal, Cincu, dengan ke delapan orang itu. Setelah empat jam berangkat, sampai hari ini tidak ada titik terang keberadaannya", paparnya.

Valentinus mengaku sudah menghubungi pihak-pihak terkait (sekolah, perusahaan pelayaran), namun tetap belum menemukan jawaban pasti keberadaan Baltasal Sensoni Hali Koten, beserta 8 ABK KM Harapan Sejahtera lainnya.

"Yang kami tidak mengerti, kita tidak pernah (diberi) tahu penyebab sebenarnya itu apa ? Karam kah, tenggelam, atau dibajak ? Pengakuan terakhir perusahaan, sampai dengan jam ini juga mereka tidak tahu, kenapa kapal hilang, dan dimana kapal itu hilang", ujarnya.

"Dan yang sangat saya tidak puas, ketika tiba di kantor PT Bintang Maju Sejahtera, pihak perusahaan (langsung) menawarkan mediasi. Dengan kata kasarnya, menawarkan santunan. Langsung saya jawab, Saya boleh menerima santunan tapi kita harus tahu persis alasannya apa ? Sedangkan kapal sampai hari ini tidak diketahui", lanjut Valentinus.

Valentinus berharap, pemerintah dapat membantu mencari dan memberi kejelasan keberadaan KM Harapan Sejahtera beserta ABK nya ini.

"Tadi kami sudah melapor ke Polsek (Tamansari) dan diarahkan ke Polsek sesuai TKP di Gresik. Harapan saya, kepada pihak berwajib, tolong usut setuntas tuntasnya, supaya bisa clear kondisi sebenarnya", tandasnya.

Dikesempatan yang sama, Emil Da Cunha, Ketua Yayasan SMK Bina Maritim (tempat Baltasal Sensoni Hali Koten menempuh pendidikan) menjelaskan, sesuai tuntutan kurikulum, dalam proses belajar mengajar di SMK Bina Maritim, siswa kelas dua diwajibkan melakukan praktek laut. Tetapi sebelum pelaksanaannya, mereka harus mengambil Sertifikat dan Buku Pelaut di Surabaya.

"Lalu siswa mencari kapal sendiri. Kenapa ? Supaya mereka berani dalam hal mengambil keputusan. Demikian halnya dengan Baltasal Hali Koten. Menemukan kapal Harapan Sejahtera, dengan waktu praktek sampai 31 Agustus 2017. Dalam perjalanan mungkin mengambil keputusan untuk melanjutkan praktek di atas kapal itu, sampai terjadi hilangnya kapal itu 22 September 2017 lalu", paparnya.

Sebagai wujud tanggung jawab yayasan, lanjut Emil, pihaknya akan membantu melakukan pendampingan kepada keluarga Baltasal Hali Koten untuk mendapatkan kejelasan nasib ABK Harapan Sejahtera.

"Meskipun kejadian sudah diluar masa praktek, saya turun langsung melakukan pendampingan, untuk minta pertanggung jawaban dari pihak perusahaan pelayaran", pungkas Emil. (Bud/pur)