Follow : Like : RSS : Mobile :

Wisuda ke-70, Sumaryoto Beberkan Perkembangan Pembangunan Fisik Unindra

Foto | Istimewa | Detakjakarta.com

Universitas Indraprasta PGRI terus berupaya menyempurnakan sarana prasarana fisik yang dimilikinya. Rektor Unindra Prof. Dr. H. Sumaryoto mengatakan, hal tersebut sesuai dengan target jangka panjang Unindra untuk menjadi perguruan tinggi yang unggul didalam pembelajaran atau excellent teaching university pada 2029 mendatang.

"Unindra berdiri 6 September 2004 jadi sudah 15 tahun yang lalu. Waktu itu baru mempunyai 1 gedung, itu gedung unit 1 berlantai 4 di jalan Nangka Tanjung Barat. Kemudian dibangun lagi 2 gedung 2 lantai, yang sebagian besar untuk Pasca Sarjana dan Laboratorium. Setelah itu, tahun 2010, kita bisa membeli tanah di kelurahan Gedong, dibangun 3 unit gedung (unit 4,5,6), dengan dana lebih dari Rp 23 miliar. Kemudian dibangun gedung unit 7, itu unit terakhir yang ada di Unindra sekarang, yang dibangun tahun 2015, dan selesai tahun 2016 akhir, tetdiri dari 6 lantai. Kita juga sudah punya lahan untuk membangun gedung unit 8 yang akan dibangun 6-7 lantai.  Dan sambil menunggu unit 8 ini kami sedang mengurus perijinan unit 6A. Yaitu antara unit 4 dan 6, yang akan dibangun 7 lantai", papar Sumaryoto dalam sambutannya saat Wisuda Ke 70 Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) di Sasono Utomo TMII, Jakarta, Rabu (16/10). Wisuda ke 70 Unindra ini diikuti sebanyak 1.125 orang dari program S1 dan S2.

"insyaallah nanti kalau sudah 8 unit gedung ditambah 1 (unit 6A), jadi 9 gedung, Unindra betul-betul audah mencukupi kebutuhan sarana fisik  dalam rangka melangsungkan proses belajar mengajar. Ini tentunya terkait dengan target Unindra tujuan jangka panjang, tahun 2029, jadi 10 tahun lagi kita ingin menjadi perguruan tinggi yang unggul didalam pembelajaran atau excellent teaching university", lanjut Sumaryoto.

Sumaryoto menuturkan, semua pembangunan fisik di Unindra ini dikelola secara mandiri tanpa harus melakukan pinjaman bank. Hasilnya, 15 tahun berdiri, Unindra bebas dari utang bank.

"Dan alhamdulillah, sampai saat ini Unindra tidak memiliki kewajiban kepada pihak ketiga/ perbankan. Jadi dibalik SPP yang sangat murah, terjangkau, uang gedung yang sangat murah (tahun ini hanya Rp 1,1 juta an), tidak mencapai puluhan juta. Jadi kita wajib mensyukuri apa yang diberikan Allah kepada kita berupa nikmat yaitu  sarana prasarana fisik Unindra", ujarnya.

"Kita juga sedang membangun di Sawangan, untuk tempat gedung pertemuan, diklat, asrama dan fasilitas mahasiswa, diatas lahan 1,4 ha. Ini blessing yang kesekian kali Unindra mendapat lahan yang murah tapi nyatanya sangat strategis. Dan kalau ini sudah dibangun, lengkaplah Unindra menjadi perguruan tinggi yang unggul didalam pembelajaran", tambah Sumaryoto.

Upaya Unindra meningkatkan sarana prasarana fisik ini mendapat apresiasi Pjs. Kepala LL Dikti Wilayah III, Dr. M. Syamsuri SPd. MT.  "Kami apresiasi atas upaya Unindra yang berusaha terus meningkatkan infrastrukturnya dengan membangun sarana prasarana baru. Unindra dengan uang gedungnya yang murah. SPP nya juga murah. Tapi saya tekankan, itu semua harus dibarengi dengan kualitas yang baik. Istilahnya, boleh jadi univeraitas dengan biaya kaki lima tapi kualitas harus tetap bintang lima", ujarnya.

Sementara Ketua BPLP PGRI Prof. Dr. Supardi menyampaikan harapan masyarakat agar Unindra juga membuka program S3 dan S2 nonpendidikan

"Permintaan masyarakat dan alumni, Unindra memang sudah menyelenggarakan 16 program study, 4 program magister. Seandainya memungkinkan, kedepan untuk dibuka program S3 (doktor) Kependidikan, dan juga magister diluar kependidikan", ungkap Supardi.  


Bersyukur dan Rendah Hati

Kepada para wisudawan Sumaryoto berpesan untuk senantiasa mensyukuri nikmat yang diterima. Menurutnya, menjadi sarjana dan magister adalah suatu capaian prestasi yang sangat baik yang sudah seharusnya disyukuri.

"Terlebih kalau kita tengok, para orang tua berasal dari kalangan menengah ke bawah. Ini yang dientaskan oleh Unindra. Maka dengan prestasi saudara, mensyukuri nikmat ini adalah suatu kewajiban. Bila saudara pandai bersyukur, insyaallah Tuhan akan melipatkan nikmat. Dengan syukur ini akan membuat Allah meridhai kita, maka apapun yang terbaik menurut Allah akan diberikan kepada kita. Karena sesungguhnya kita sudah punya jalan sendiri-sendiri yang merupakan takdir kita. Dengan berayukur kita akan tenang kehidupannya tidak "kemrungsu", tidak selaku khawatir, was-was. Itu janji Allah", Sumaryoto mengingatkan.

Sementara Syamsuri menitipkan 4 prinsip mendasar yang akan mendorong meraih sukses dalam bekerja.

"Tiga pertama adalah etos kerja, yakni pertama Kerja Keras. Di era persaingan saat ini, bila bekerja biasa-biasa saja maka Anda akan mendapatkan hasil yang biasa-biasa saja. Maka harus mau bekerja lebih keras. Kedua, Kerja Cerdas. Dalam arti ketika nanti mendapatkan banyak tanggung jawab, maka pilih berdasar prioritas utama. Satu persatu diselesaikan sampai tuntas. Itu artinya Anda bekerja dengan cerdas. Dan ketiga, Kerja Iklas. Artinya Anda bekerja terlebih dahulu dengan keras, dengan cerdas, tanpa Anda menghitung apa yang didapatkan. Serta terakhir, senantiasa rendah hati, mau mendengar dan selalu menjadi pendengar yang baik. Selamat berkarya. Selamat membangun bangsa sesuai dengan bidang dan profesi masing-masing. Saya yakin kalau Anda menerapkan prinsip Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Iklas dan dilandasi rendah hati, insyaallah Anda akan sukses dimanapun Anda berada", paparnya.     (pur)